Alun

Alun adalah Aplikasi Musik Nusantara yang dipersonalisasi untuk Anda. Alun menggunakan Instrumen musik nusantara yang dikreasikan oleh kecerdasan buatan (AI) dan dipersonalisasi untuk membantu mengoptimalkan kesehatan mental.

Teknologi inovatif Alun adalah perpaduan antara kecerdasan buatan (AI) dan psikologi musik untuk mengkreasikan musik yang dipersonalisasi dan bertujuan untuk membantu relaksasi, fokus, serta kebugaran.

Berikut adalah nilai-nilai yang kami anut dalam mengembangkan aplikasi Alun:

  1. Teknologi – Dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning), Alun memproduksi komposisi musik menggunakan instrumen nusantara yang dipersonalisasi sesuai waktu, cuaca, dan suasana hati pengguna.
  2. Psikologi – Algoritma musik yang dihasilkan Alun bertujuan untuk membantu mengoptimalkan kesehatan mental berdasarkan riset*.
  3. Etnomusikologi – Model data pembelajaran mesin yang kami gunakan berasaskan etika serta bertanggung jawab terhadap budaya nusantara.

Informasi lebih lanjut sila kunjungi alun.app.

Aubade: Kumpulan Tulisan Musik

Aubade: Kumpulan Tulisan Musik adalah buku ketiga Aris Setyawan. Sebelumnya Aris telah menerbitkan dua buku yaitu Pias: Kumpulan Tulisan Seni dan Budaya, dan Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta.

Aubade: Kumpulan Tulisan Musik adalah sebuah buku antologi yang berisi tulisan-tulisan tentang musik. Sebelumnya tulisan-tulisan tersebut telah dimuat di berbagai media baik daring maupun luring selama periode 2015 sampai 2020. Tulisan-tulisan tentang musik tersebut kemudian dirangkai menjadi satu buku ini.

Yang istimewa dari tulisan-tulisan Aris adalah bagaimana Aris bisa membedah kelindan antara musik dengan berbagai hal seperti manusia, kemanusiaan, sosial, dan politik. Tulisan-tulisan Aris dalam buku ini membicarakan musik bukan hanya sekadar sebagai bentuk hiburan. Aris, memaknai musik sebagai ilmu pengetahuan. Maka, wajar jika tulisan-tulisan Aris banyak bersinggungan dengan berbagai isu.

Misalnya, Aris membicarakan musik dan kaitannya dengan kesehatan mental dalam tulisan “Ihwal Kesehatan Mental di Blantika Musik Nusantara”, “Mengapa Musisi Rentan Depresi hingga Bunuh Diri”, dan “Hello Chester”.

Aris juga membahas keterkaitan antara musik dan politik dalam tulisan “Musik dan Politik Otentik”, dan “RUU Permusikan dan Pembungkaman Kreativitas Musisi”.

Aris juga mampu membahas sejarah sebuah musik secara komprehensif. Misalnya di tulisan “Perkembangan Musikal Dangdut”, secara runut dan komplet Aris melacak sejarah kelahiran musik dangdut dan berbagai varian sub-genrenya.

Buku Aubade: Kumpulan Tulisan Musik ini menjadi penting karena di Indonesia jarang ditemukan buku-buku tentang musik yang memaknai musik sebagai bentuk ilmu pengetahuan. Biasanya buku-buku musik di Indonesia sebagian besar berisi panduan-panduan cepat bermain musik, atau semacam buku self help untuk siapapun yang ingin belajar bermain musik.

Aubade: Kumpulan Tulisan Musik adalah satu dari sedikit buku yang mengulas musik dan kaitannya dengan manusia dan kemanusiaan.

Semoga buku ini menjadi sumbangsih yang berguna untuk bangsa Indonesia, terutama untuk perkembangan musik di Indonesia.

Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta

Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta adalah buku kedua saya yang diterbitkan oleh Elevation Books pada Maret 2020. Buku ini merupakan bagian dari seri C-45 yang Elevation terbitkan. Seri ini merupakan buku-buku yang mengulas tuntas sebuah album penuh musik. Jika di buku pertama seri C-45 bertajuk Demi Masa, Kapsul Waktu dan Nostalgia Radikal Fajar Nugraha mengulas album Demi Masa milik Morgue Vanguard dan Doyz dengan bentuk tulisan ulasan kritis, maka di buku Wonderland… ini saya justru menceritakan proses kreatif pembuatan album perdana Self Titled milik AATPSC.

Ada beberapa hal menakjubkan dari album pertama Auretté and The Polska Seeking Carnival ini. Untuk sebuah band dari Bantul, AATPSC terdengar sangat kosmopolitan; vokalis Dhima Christian Datu malah lebih fasih bernyanyi dalam Bahasa Perancis ketimbang dalam cengkok Bahasa Inggris, komposisi musiknya jauh lebih ramai dari dua ensemble jazz yang bermain di satu kafe di pojokan kota Copenhagen dan kualitas amatir produk rekaman studio mereka justru jauh lebih mumpuni dari hasil kerja para profesional.

Namun, lepas dari subjektivitas semua pihak yang terlibat di buku ini, seri
kedua buku C-45 ini berkisah soal proses kreatif album perdana Auretté and The Polska Seeking Carnival. Buku ini berkisah tentang suasana, waktu dan sebuah tempat, tentang pemberontakan anak-anak sekolah seni yang bosan dengan kejumudan dan kemapanan dan kemudian berhasil mendobrak sekat-sekat usang yang memisahkan seni di awal dekade lalu.

Ini adalah sebuah dokumen kaya soal bagaimana individu-individu mencoba berkesenian pada sebuah tempat dan sebuah masa.

Skenaria Podcast

Akhirnya bikin podcast. Hahaha. Nggak tahu nanti bakal bisa konsisten bicara dan ngerekam nggak, yang penting gas dulu lah.

Dengan tagline “sekenanya skena, skena sekenanya,” Skenaria adalah sebuah podcast yang membicarakan musik dengan serius tapi santai, santai tapi serius.

Skenaria membicarakan musik tidak hanya sebagai produk hiburan. Alih-alih musik dibicarakan sebagai salah satu bentuk ilmu pengetahuan.

Selamat mendengarkan 😎👌🙏

Kopublik

Salam kenal dari Tim Kopublik 😊

Kami adalah sekumpulan teman yang masing-masing memiliki keahlian dan pengalaman di bidang pengelolaan komunikasi untuk publik.

Sebagai perkenalan, sila buka profil singkat kami pada tautan berikut: bit.ly/Kopublikservices

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan bantuan dalam mengelola komunikasi publik baik untuk kebutuhan personal/lembaga/komunitas/badan usaha, silakan hubungi kami di email kopublik@gmail.com atau melalui layanan pesan WhatsApp di +6281391349913.

Sebagai unit usaha, Kopublik merupakan salah satu inisiatif kami untuk menghidupi serta mengembangkan media berbasis riset yang fokus pada kajian budaya.

Kami tunggu pesan dari rekan-rekan sekalian. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik.

Terimakasih dan salam hangat 🙏

Tim Kopublik.

Auretté and The Polska Seeking Carnival

Auretté and The Polska Seeking Carnival (AATPSC) adalah band asal Yogyakarta yang memainkan musik pop melalui medium beragam instrumen musik folk. AATPSC terdiri dari Dhima Christian Datu (vocal, accordion, synthesizer, loop, banjolele, ukulele), Aurelia Marshal (keyboard, synthesizer, vocoder), Danny Rachman (bass, guitar), Ahmad Mursid (trumpet, guitar), Bayu Atmojo (trombone), dan Aris Setyawan (drum, percussion). Terdiri dari Enam orang dengan latar belakang dan selera musik yang berbeda, AATPSC menjumput sedikit unsur dari berbagai musik seperti pop, folk, swing, bahkan rock steady dan reggae, kemudian meramu beragam unsur tersebut dalam satu jalinan musik yang utuh.

Sumber: Wikipedia.

Serunai

Serunai adalah media yang menyajikan dan membahas berbagai aktivitas seni dan budaya sebagai bagian dari cara hidup manusia. Serunai menyajikan seni yang tidak terbatas pada produk seni di ruang pameran maupun panggung pertunjukan. Lebih dari itu, Serunai ingin menggali, menjadi saksi sekaligus mendokumentasikan peristiwa seni dan budaya yang merupakan wujud dari cara manusia berhubungan dengan sesamanya, dengan alam lingkungannya, maupun dengan spiritualitasnya.